Pithecanthropus Soloensis – Sejarah, Ciri dan Cara Hidupnya

Pithecanthropus Soloensis – Assalamualaikum Wr Wb.Alhamdulillah atas izin Alloh SWT serta Ridho dari junjungan Kita Nabi Muhammad SAW, kita dapat berjumpa lagi dalam pembahasan artikel kali ini.

Materi pembahasan yang akan kami sampaikan kali ini adalah kembali belajar mengenal tentang sejarah Pithecanthropus Soloensis.

Banyak metode yang bisa kamu gunain untuk mempelajari tentang ilmu sejarah, salah satunya adalah dengan memanfaatkan layanan Aplikasi.

Manfaat aplikasi sendiri memiliki beragam fungsi, seperti Aplikasi Penghasil Uang Tercepat bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang.

Kemudian Komikindo Apk Baca Manga Gratis bisa Anda manfaatkan untuk membaca beragam serial komik anime terbaik 2022.

Nah di bawah ini Edmodo.Id sudah merangkum secara lengkap mengenai materi pembahasan tentang Manusia Purba Pithecanthropus Soloensis berdasarkan Sejarah, Ciri dan Cara Hidup, berikut adalah penjelasannya.

Pithecanthropus Soloensis - Sejarah, Ciri dan Cara Hidupnya
Pithecanthropus Soloensis – Sejarah, Ciri dan Cara Hidupnya

Apa itu Pithecanthropus Soloensis?

Pithecanthropus Soloensis

Pithecanthropus soloensis adalah orang tua yang fosilnya ditemukan di pantai Sungai Solo.

Hasil fosil ini pertama kali ditemukan oleh Pithecanthropus soloensis pada tahun 1931 hingga 1934, yaitu G.H.R. Dari Koenigswald, Oppenoorth dan Ter Haar di Ngandong di Kabupaten Blora (Jawa Tengah). Orang tua ini hidup sekitar 900.000 tahun yang lalu.

Berdasarkan istilah dalam bacaan untuk nama etimologis Pithecanthropus soloensis, berasal dari bahasa Latin untuk kata monyet dan Anthropus untuk manusia, dan Soloensis adalah daerah atau daerah di mana fosil itu ditemukan dan pernah ada di wilayah solo hidup.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Pithecanthropus soloensis berarti monyet manusia yang berasal dari Solo. Dimana dalam spesies

Pithecanthropus soloensis ini diketahui pernah hidup di Zaman Paleolitik, yang pada saat itu tidak mengenal karakter. Jadi, Anda hidup dari sumber daya alam.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, aspek kehidupan datang dan berkembang di negara ini di masa lalu.

Tumbuhan, hewan, dan manusia mengembangkan dan mendiami lokasi-lokasi ini. Kemudian orang tua Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Meganthropus, Pithecanthropus dan Homo

Kemudian pada pitecanthropus jenis ini ada orang tua yang perawakannya menyerupai monyet yang berjalan tegak.

Diketahui bahwa orang-orang awal dengan Pithecanthropus di Indonesia dibagi menjadi tiga jenis: Pithecanthropus Erecrus, Soloensis, Mojokertensis.

Di mana ada beberapa fitur dalam bentuk fisik tubuh yang paling khas, yang ditumbuhi rambut dan bentuk hidung melebar.

Ciri – Ciri dari Pithecanthropus Soloensis

Berikut adalah beberapa karakteristik dari jenis Soloensis ini, yaitu:

  • Ukuran tubuhnya mencapai 165 hingga 180 cm
  • Tekan dan perburuan tanaman
  • Dengan geraham besar dan rahang yang kuat
  • Kapasitas otak berkisar antara 750 hingga 1350 cm³
  • Hidung lebar
  • Saya tidak punya dagu
  • Tonjolan di dahi tebal dan melintang
  • Leher memiliki otot yang masih cukup lebar
  • Menonjol di tulang pipi
  • Bagian tengkorak berbentuk oval
  • Bentuk dahi lebih tinggi dan diisi dibandingkan dengan Pithecanthropus mojokertensis dan Pithecanthropus erectus

Dapat disimpulkan dari karakteristik yang disebutkan di atas dari solois lama bahwa karakteristik ini sesuai dengan karakteristik fisik dari penemuan fosil Pitecanthropus soloensis di berbagai daerah, yaitu di Sangiran dan Tigers Connect.

Hasil penemuan fosil di Ngandong berupa tulang tengkorak yang pernah hidup di tempat ini. Sehingga dapat dilihat dari hasil penemuan ini, dikaitkan dengan gaya dan gaya hidup spesies Pitecanthropus soloensis ini. Apa yang hidup dalam kelompok dalam tipe kehidupan ini dan berisi banyak individu.

Ada beberapa bukti penemuan sejumlah tulang yang cukup umum di daerah yang sama. Hasil ini berupa tulang dahi, tulang tengkorak dan tulang kering.

Cara Hidup Dari Pithecanthropus Soloensis

Ada pola dari kehidupan Pitecanthropus solensis, yaitu bahwa mereka hidup dari tempat yang berpindah-pindah (nomaden), dengan memindahkan daerah sebelumnya, mereka dapat menemukan sumber makanan lebih cepat.

Persentase asupan makanan menurut metode nomaden adalah antara 75% dan 89% untuk asupan makanan dibandingkan dengan (sisa) asupan makanan hanya sesuai dengan rentang yang dicapai.

Bengawan Solo adalah sungai yang membelah antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Air adalah elemen kehidupan manusia, semua orang membutuhkan air.

Orang Solo tentu tinggal di dekat sumber air, tidak jauh dari sumber air solo Bengawan. Barang budaya atau barang budaya dari Pitecanthropus soloensis dalam bentuk kapak penekan, kapak tangan, sabak dan alat tulang.

Sejarah Dari Pithecanthropus Soloensis

Semacam manusia purba Phitecantropus Soleonsis adalah sejenis fosil yang pada awalnya berhasil ditemukan di Indonesia.

Namun tidak hanya Phitecantropus Soleonsis, ada juga beberapa jenis Phitecantropus lain yang masih terbagi menjadi tipe orang tua ini, seperti jenis Phitecantropus Erectus dan juga Phitecantropus Mojokertensis.

Tetapi dari berbagai jenis fosil Phitecantropus, jenis Phitecantropus Mojokertensis, yang merupakan salah satu jenis orang tua tertua dibandingkan jenis Phitecantropus lainnya.

Di mana sekitar 1936 Weidenreich dan G.H. R von Koenigswald berhasil menemukan serangkaian fosil Phitecantropus Mojokertensis di daerah Perning, Mojokerto di provinsi Jawa Timur.

Selain itu, beberapa fosil jenis ini pada awalnya ditemukan di Cina dan disebut di sana sebagai Phithecantropus Pekinensis.

Kemudian serangkaian fosil Phitecantropus Soleonsis dan Phitecantropus Mojokertensis umumnya dapat ditemukan dengan mudah di wilayah Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Diperkirakan bahwa fosil Phitecantropus ini sudah ada dan hidup di Pleistocene, di mana kehidupan pada waktu itu memiliki banyak tanaman dan padang rumput serta sejumlah pohon yang berkembang sangat lambat.

Ada berbagai karakteristik untuk membedakan dan mengenali fosil dari orang purba yang berbeda, Pithecantropus, seperti bentuk tubuh yang kuat dan tinggi, rahang yang kuat dan alat untuk mengunyah makanan yang sangat kuat.

Namun, tipe orang tua ini tidak memiliki tulang dagu dan tulang dahi yang sangat lebar.

Berdasarkan tempat asalnya, maka orang tua ini bernama Phitecantropus Soleonsis, karena untuk pertama kalinya fosil-fosil dari kehidupan manusia purba ditemukan di daerah solo provinsi Jawa Tengah.

Kemudian Phitecantropus Soleonsis memiliki bentuk leher yang agak memanjang dan tebal, maka bentuk di rongga mata sangat lebar dan panjang dan memiliki struktur tulang yang padat.

Sekarang karena sifat-sifat tubuh yang hampir mirip dengan Phitecantropus Soleonsis. Ini berarti bahwa manusia purba dari tipe Phitecantropus Soleonsis sering disamakan dengan tipe Homo sapiens.

Demikian Pembahasan kita pada kali ini di edmodo.id tentang Pithecanthropus Soloensis. Nantikan Artikel Menaraik Lainya, tetap bersama kami. Terimaksih Semoga Membawa Manfaat.