Perlawanan Rakyat Maluku

Perlawanan Rakyat Maluku – Tokoh yang sangat terkenal dalam perlawanan rakyat maluku ialah merupakan Kapitan Pattimura.

Perjuangan rakyat maluku ini harus berakhir pada kala Kapitan Pattimura dihukum gantung pada 16 Desember 1817.

Putri beliau Christina Martha Tiahahu berusaha untuk melanjutkan perlawanannya namun pada akhirnya ia tertangkap.

Kali ini edmodo.id akan membahas pelajaran yang mengenai tentang Perlawanan Rakyat Maluku, supaya lebih jelasnya lagi marilah kita simak pembelajaran sebagai berikut ini.

Pengertian

Perlawanan Rakyat Maluku
Perlawanan Rakyat Maluku

Maluku ini merupakan salah satu dari wilayah yang paling tertua yang telah ada di Indonesia, hal ini di dasarkan pada fakta provinsi maluku yang telah dikenal sejak lahir dan juga pada zaman Fir’aun.

Sebagai wilayah yang tertua tentu saja daerah ini kerap kali menjadikan suatu sasaran para penjajah baik itu dari penjajah Belanda, Portugis, maupun penjajah dari Jepan dan juga Inggris.

Latar Belakang

Latar belakang perlawanan rakyat pada Maluku ini mengusir bangsa Belanda karena dengan adanya praktik monopoli dan sistem pelayaran Hongi yang membuat rakyatnya sengsara.

Belanda melaksanakan suatu sistem dan penyerahan yang wajib dan sebagiannya dari hasil bumi terutama pada rempah – rempah kepada VOC.

Kompeni ini juga supaya untuk melangsungkan sistem ke pelayaran Hongi atau hongitochten.

Dengan cara ini, para birokrat Kompeni dapat menginspeksi satu per satu pulau – pulau di Maluku yang bertujuan untuk menjaga keberlangsungannya monopoli dan rempah – rempah.

Kompeni ini juga mempunyai suatu hak ekstirpasi, yaitu hak untuk memusnahkan pohon pala dan juga cengkeh saat harganya turun.

Perlawanan Rakyat Maluku

Perlawanan Rakyat Maluku
Perlawanan Rakyat Maluku

Perlawanan rakyat maluku ini muncul pada tahun 1635 di bawah pimpinan Kaki ali, Kapitan hitu.

Saat Kaki ali tewas terbunuh, maka perjuangannya dilanjutkan dengan salah seorang yang dikenal dengan sebutan Tulukabessy.

Adanya Perlawanan ini bisa padamkan ketika mulai masuk tahun 1646. Hingga akhir abad ke 18 tak terdengar lagi perlawanannya pada VOC.

Rakyat maluku ini sudah dikenal sebagai masyarakat yang sangat ramah, dari keramahan tersebut pada awal – awal perjuangan yang selalu di manfaatkan oleh bangsa yang lainnya, dalam upaya untuk mengeruk hasil bumi yang telah dimiliki oleh provinsi ini. Akibat pada kondisi ini.

Kemudian munculah nama Sultan Jamaluddin dan dari Sultan Nuku Tidore.

Namun VOC dengan sangat cepat untuk memadamkan suatu perlawanan itu. Lalu pada tahun 1817 muncullah tokoh dari Pulau Saparua yang bernama Pattimura.

Dalam aksi Pattimura ini, Benteng Duurstede berhasil di hancurkan oleh rakyat maluku. Bahkan Residen Belanda Van den Bergh ini terbunuh dalam peristiwa tersebut.

Tidak sampai di situ saja, Belanda terus membawa pasukannya dari Ambon sampai Jawa untuk mengalahkan rakyat Maluku.

Peristiwa tersebut menjalar sampai ke kota lainnya di Maluku, seperti Ambon, Seram, dan juga pulau yang lainnya agar rakyat Maluku itu mundur.

Rakyat Maluku pun mundur karena kekurangan pasukan makanan. Demi untuk membebaskan semua rakyat yang sedang mengalami kelaparan,

Hingga kemudian Patimura atau dipanggil juga dengan Thomas Mattulessia menyerahkan dirinya, lalu ia mendapatkan hukum mati.

Dibawah ini ada beberapa perlawanan rakyat maluku yaitu sebagai berikut.

Perlawanan Rakyat Maluku Melawan Portugis


Perlawanan Rakyat Maluku untuk melawan Bangsa Portugis ini terjadi pada Tahun 1533 dengan melalui Sultan Ternate pada saat ini awal mulanya Bangsa Portusi ingin melakukan kerja sama, akan tetapi ia menghianati proses kerja samanya yang telah di susun.


Perlawanan Sultan Ternate ini yang merupakan Raja dari Kerajaan Ternate, dan perlawanan ini sendiri dari Bangsa Portugis ini di Pimpin oleh Alfonso Albuquerque.

Pada masa itu perlawanannya bisa berkhir dengan perdaminan, terutama setelah kedua belah pihak tersebut melakukan perjanjian yang tidak mengikat bagi Rakyat Maluku itu sendiri.

Perlawanan Sultan Hairun


Dalam proses peperangan yang dilakukan oleh Rakyat Maluku ini ke dalam untuk melawan Bangsa Portugis yang akan terjadi atas pimpinan Sultan Hairun yang merupakan dari pewaris tahata dan juga dari Kerjaan Ternate.

Latar balakang terjadinya peperangan ini banyak di dasari dari Penghianatan Bangsa Portugis atas monopoli pasar yang akan dilakukannya.


Peperangan yang di pimpin oleh Sultan Hairun ini akhirnya kalah, masyarakat Maluku sedang perjuangan kehilangan pemimpin, lantaran Sultan Hairun berhasil di tangkap dan di bunuh dengan cara yang sangat keji oleh Bangsa Portugis ini di Benteng Duurstede.

Tahun terjadinya perang pada masa perlawanan Sultan Hairun ini tepatnya terjadi pada Tahun 1570 dengan latar belakang penghianatan atas monopoli pasar terutama pada Bangsa Potugis ingin mengambil kekayaannya si Maluku sebanyak – banyaknya.

Perlawanan Sultan Babullah


Setelah Sultan Hairun terbunuh di Benteng Duurstede oleh Bangsa Potugis tersebut lalu kekuasaan dan juga kepemimpinan Rakyat Maluku yang diteruskan kembali oleh Sultan Babullah.

Yang mana pada faktanya perang ini terjadi pada Tahun 1570 sampai akhirnya dalam perang ini Potugis Berhasil menyerah dan tunduk kepada kemenangan yang telah dilakukan oleh Rakyat Maluku.


Strategis perang yang dilakukan oleh Rakyat Meluku pada masa peperangan ini dengan melawan penjajah ini yaitu dengan menggempus secara habis – habisan pada kekuasaan Bangsa Portugis yang berada di Benteng Duurstede. Atas kondisi tersebut Bangsa Potugis ini terdesak dan pergi ke wilayah ambon.

Perlawanan Rakyat Maluku Melawan Belanda (VOC)


Proses untuk melihat perjuangan Rakyat yang sudah ada di dalam sejarah Provinsi Maluku yang bisa di lihat dari adanya bentuk perlawanan terhadap VOC atau dari Bangsa Belanda.

Dalam perjuangan ini dilakukan setelah Rakyat Maluku berhasil mengusir Bangsa Potugis.

Tokoh yang bisa menjadikan Pimpinan pada masa perlawanan ini ialah Thomas Matulessi, yang lebih dikenal sebagai Kapten Pattimura.

Dalam bentuk perlawanannya Kapten Pattimura ini dengan menggunakan metode grilya atau berindah – pindah, sampai akhirnya atas perjuangan keras inilah Kapten Pattimura berhasil untuk melemahkan kekuasaan Bangsa Belanda di bawah pimpinan Van Der Bergh.


Walaupun awal mulanya Bangsa Belanda itu di bawah pimpinan Van Der Bergh melemah pada kekuasaannya, maka ia akan berhasil menang dan kembali setelah mendapatkan bala dan bantuan dari Batavia saat ini yaitu dari Jakarta yang mana pada masa itu sentral kekuasaan belanda berada di bawah sana.


Kondisi seperti ini hampir terjadi di semua wilayah Indonesia, bahkan pada saat adanya bala dan bantuan dari Batavia Kapten Pattimura dan beberapa Rakyat Maluku akhirnya berhasil ditangkap, kemudian dilakukan dengan sangat keji Bangsa Balanda ini membunuh sang Kapten dengan cara di gantung dan di depan Benteng New Victoria.


Eksekusi hukuman dari proses Gantungnya Kapten Patimura ini terjadi pada tanggal 16 Desember 1817. 

Pada saat itulah masyarakat di Maluku berduka dan dengan terus – menerus untuk mengupayakan perlawanannya, tanpa pantang menyerah.

Adapun tokoh yang lainnya yang bisa melakukan perlawanan kepada Bangsa Belanda setelah Kapten Pattimura meninggal dan diantarnya Johanes Matulessi , Thomas Pattiweal, Athonie Rhebok, dan juga Lucas Latumahina.

Dari serangkaian penjelasan yang mengenai tentang perlawanan rakyat maluku di atas, maka dapat di katakan untuk perlawanan yang paling hebat yang akan terjadi pada masa kepemimpinan Thomas Matulessi atau pada Kapten Pattimura dengan cara metode perlawanannya beliau yang dijadikan sebagai Pahlawan Nasional.

Bahkan sampai saat ini, Gambar Beliau dan Pendang yang di pergunakan itu di jadikan sebagai Gambar dalam Mata Uang Republik Indonesia, khususnya pada Mata Uang Rp.1000.

Tokoh – Tokoh Perlawanan Rakyat Maluku

Perlawanan Rakyat Maluku
Perlawanan Rakyat Maluku

Dibawah ini ada beberapa tokoh – tokoh dari perlawanan rakyat maluku sebagai berikut yaitu :

  • Thomas Matulessy, atau lebih dikenal dengan sebutan Kapiten Pattimura.
  • Said Perintah.
  • Anthony Reebhok.
  • Paulus Tiahahu.
  • Martha Christina Tiahahu, anak dari Paulus dan juga pejuang wanita.

Yang banyak terlibat dalam perlawanan rakyat maluku hanya dua tokoh saja yang terlibat didalam perlawanan ini, yaitu Patimurra sebagai pemimpin dalam perlawanan pertama dan pejuang perempuan yaitu Khristina Martha Tiahahu.

Khristina Martha Tiahahu ini diketahui menggantikan kepemimpinan Pattimura yang menyerahkan diri untuk rakyatnya.

Sayang, perjuangannya harus berhenti ketika ia di bawa ke pengasingan di Jawa dan ia meninggal dunia.

Kolonial pun semakin untuk menerapkan suatu kebijakan yang sangat berat terhadap rakyatnya di maluku, terutama pada rakyat Saparua setelah itu perlawanan rakyat terhadap maluku dan memopoli rempah – rempah kembali di berlakukan.

Masa Perjuangan

Secara garis besar bentuk perjuangan yang akan dilakukan oleh rakyat maluku dalam melawan penjajah ini, terbagi ke dalam dua jenis yaitu yang pertama ialah merupakan Perjuangan Rakyat Maluku untuk melawan penjajah khususnya pada Bangsa Portugis.

Kemudian yang kedua ialah merupakan Perjuangan Rakyat Maluku untuk melawan penjajah Belanda yang melalui kongsi dagang yang berbentuk dari Bangsa Belanda dan kemdudian kongsi ini di namakan dengan VOC.

Inilah yang dapat edmodo.id sampaikan semoga bisa membantu sahabat semua.

Baca Juga :